Sejarah mencatat toleransi muslim masa Nabi Muhammad pada pemeluk agama lain patut diacungi jempol. Sejumlah ilmuwan mengungkapkan Nabi pernah kirim satu surat pada biarawan Gereja St. Catherine di Semenanjung Sinai, Mesir pada 628 Masehi. Berisi menjamin peribadatan umat Kristen.
Dilansir Washington Post, 1 Desember 2012, ilmuwan muslim seperti Aziz Suryal Atiya dan Dr. Muqtader Khan meyakini surat yang dikirimkan otentik.
Dua ilmuwan lain, Hobbs serta K. A. Manaphis menuliskan ulasannya masing-masing dalam buku Mount Sinai yang terbit 1995 serta Sinai : Treasures of the Monastery of Saint Catherine yang terbit 1990.
Berikut terjemahan bunyi suratnnya, yang dikutip secara utuh dari Dr. Muqtader Khan, Direktur Program Studi Islam di University of Delaware :
“Ini yaitu pesan dari Muhammad bin Abdullah, yang berperan sebagai perjanjian dengan mereka yang memeluk agama Kristen, disini serta di manapun mereka ada, kami bersama mereka.
Bahwasanya saya, para pembantuku, serta para pengikutku sungguh membela mereka, karena orang Kristen juga rakyatku ; serta untuk Allah, saya bakal menentang apapun yg tidak menyenangkan
mereka.
Tak bisa ada paksa atas mereka. Tak bisa ada hakim Kristen yang dicopot dari jabatannya, demikian juga pendeta serta biaranya.
Tak bisa ada seorang juga yang menghancurkan rumah ibadah mereka, merusaknya, atau memindahkan apapun darinya ke rumah kaum muslim. Apabila ada yang melakukan hal-hal itu, jadi ia melanggar perintah Allah serta Rasul-Nya. Bahwasanya sesungguhnya mereka yaitu sekutuku serta mereka saya jamin untuk tidak alami yang tidak mereka gemari. Tak bisa ada yang memaksa mereka pergi atau mewajibkan mereka berperang.
Muslimlah yang harus berperang untuk mereka. Bila seseorang wanita Kristen menikahi lelaki muslim, pernikahan itu harus dilakukan atas persetujuannya.
Ia tak boleh dilarang untuk mengunjungi gereja untuk berdoa. Gereja mereka mesti dihormati. Mereka tak bisa dilarang untuk memperbaiki gereja mereka serta tak boleh juga ditolak haknya atas perjanjian ini. Tak bisa ada umat muslim yang melanggar perjanjian ini sampai hari penghabisan (kiamat). ”
Surat ini dikenal dengan nama Muhammad’s Testamentum. Naskah aslinya dikabarkan hilang waktu Kekaisaran Ottoman yang di pimpin Sultan Selim I waktu melakukan ekspansi ke Mesir th. 1517.
Sejak abad ke-19, dokumen perjanjian itu diteliti oleh banyak akademisi kontemporer, Timur serta Barat, dengan terutama fokus pada daftar para saksi.
Hasil penelitiannya menunjukkan ada kemiripan antara dokumen perjanjian yang disimpan di Biara St. Chaterine dengan dokumen-dokumen sejenis yang pernah diberikan oleh Nabi Muhammad pada bebrapa grup agama lain di Timur Dekat.
Di antaranya adalah surat Nabi Muhammad pada kaum Kristen yang menetap di Najran, yang kali pertama ditemukan pada 878 M di sebuah biara di Irak.
Sumber ; http://www.resep-sehat12345.com/2016/03/surat-perjanjian-nabi-muhammad-dengan.html
Dilansir Washington Post, 1 Desember 2012, ilmuwan muslim seperti Aziz Suryal Atiya dan Dr. Muqtader Khan meyakini surat yang dikirimkan otentik.
Dua ilmuwan lain, Hobbs serta K. A. Manaphis menuliskan ulasannya masing-masing dalam buku Mount Sinai yang terbit 1995 serta Sinai : Treasures of the Monastery of Saint Catherine yang terbit 1990.
Berikut terjemahan bunyi suratnnya, yang dikutip secara utuh dari Dr. Muqtader Khan, Direktur Program Studi Islam di University of Delaware :
“Ini yaitu pesan dari Muhammad bin Abdullah, yang berperan sebagai perjanjian dengan mereka yang memeluk agama Kristen, disini serta di manapun mereka ada, kami bersama mereka.
Bahwasanya saya, para pembantuku, serta para pengikutku sungguh membela mereka, karena orang Kristen juga rakyatku ; serta untuk Allah, saya bakal menentang apapun yg tidak menyenangkan
mereka.
Tak bisa ada paksa atas mereka. Tak bisa ada hakim Kristen yang dicopot dari jabatannya, demikian juga pendeta serta biaranya.
Tak bisa ada seorang juga yang menghancurkan rumah ibadah mereka, merusaknya, atau memindahkan apapun darinya ke rumah kaum muslim. Apabila ada yang melakukan hal-hal itu, jadi ia melanggar perintah Allah serta Rasul-Nya. Bahwasanya sesungguhnya mereka yaitu sekutuku serta mereka saya jamin untuk tidak alami yang tidak mereka gemari. Tak bisa ada yang memaksa mereka pergi atau mewajibkan mereka berperang.
Muslimlah yang harus berperang untuk mereka. Bila seseorang wanita Kristen menikahi lelaki muslim, pernikahan itu harus dilakukan atas persetujuannya.
Ia tak boleh dilarang untuk mengunjungi gereja untuk berdoa. Gereja mereka mesti dihormati. Mereka tak bisa dilarang untuk memperbaiki gereja mereka serta tak boleh juga ditolak haknya atas perjanjian ini. Tak bisa ada umat muslim yang melanggar perjanjian ini sampai hari penghabisan (kiamat). ”
Surat ini dikenal dengan nama Muhammad’s Testamentum. Naskah aslinya dikabarkan hilang waktu Kekaisaran Ottoman yang di pimpin Sultan Selim I waktu melakukan ekspansi ke Mesir th. 1517.
Sejak abad ke-19, dokumen perjanjian itu diteliti oleh banyak akademisi kontemporer, Timur serta Barat, dengan terutama fokus pada daftar para saksi.
Hasil penelitiannya menunjukkan ada kemiripan antara dokumen perjanjian yang disimpan di Biara St. Chaterine dengan dokumen-dokumen sejenis yang pernah diberikan oleh Nabi Muhammad pada bebrapa grup agama lain di Timur Dekat.
Di antaranya adalah surat Nabi Muhammad pada kaum Kristen yang menetap di Najran, yang kali pertama ditemukan pada 878 M di sebuah biara di Irak.
Sumber ; http://www.resep-sehat12345.com/2016/03/surat-perjanjian-nabi-muhammad-dengan.html
Advertisement