Membentuk karakter anak harusnya dimulai saat usianya masih balita. Dalam rentang waktu itu, anak gampang menyerap apa yang di ajarkan orangtua serta lingkungan sekitarnya.
Itulah kenapa orangtua mesti ekstra berhati-hati melindungi pergaulan anak saat masih tetap dalam periode balita. Mereka dengan mudah menyerap semua hal yang di ajarkan, apakah itu hal baik atau jelek. Termasuk menjaga perkataan sang ibu pada anak.
Ibu yaitu pendidik pertama untuk anak-anaknya. Langkah mendidiknya yakni dengan langkah lisan atau perkataan. Sayang, banyak Ibu yang jadi mengeluarkan kalimat yang bisa memengaruhi mental anak nanti. Ada kalimat yang sebaiknya ditiadakan agar karakter anak terbangun dengan baik. Apa saja? Berikut ringkasannya.
Jangan Katakan 8 Kalimat Ini Kepada Anak
1. Berikan Pernyataan Negatif tentang Diri Anak
Pernyataan negatif tentang anak bakal membuat hati anak tersakiti. Bahkan juga ini bakal menempel jadi pribadi mereka waktu sudah dewasa. Kalimat-kalimat negatif misalnya “Kamu anak yang pelit! ”, “Kamu pemalas! ”, “Kamu gendut! ”, “Kamu nakal! ” dan kalimat negatif yang lain. Mereka akan betul-betul seperti apa yang orangtua mereka katakan. Sungguh berbahaya, mengingat kata-kata seseorang ibu bisa bermakna doa untuk anak-anaknya.
2. Jangan sampai katakan “Jangan Ganggu, Ibu Sibuk! ”
Kadang-kadang aktivitas pekerjaan baik rumah ataupun kantor bikin Ibu membiarkan anak. Saat anak datang menghampiri, biasanya kalimat “Jangan Ganggu, Ibu Sibuk! ” ini cukup ampuh membuat anak-anak berhenti mengganggu.
Sepintas, hal semacam ini terlihat normal. Berdasar pada riset dari seoarang pelatih bela diri verbal, Suzette Haden Elgin PhD, perbuatan demikian akan membuat anak merasa tidak berarti. Bila menerima perlakuan seperti ini sehari-hari, jadi tak mengherankan bila waktu telah besar mereka akan merasa tidak ada gunanya bicara dengan orang-tua.
3. Jangan katakan “Jangan Menangis! ”
Kalimat “jangan menangis” adalah kalimat yang kerap disampaikan Ibu untuk mendiamkan anak. Umumnya anak menangis karena berkelahi dengan rekan, kakak, atau waktu mereka terjatuh. Tetapi Ibu tak lalu mesti selekasnya mendiamkan anak lewat cara menyuruhnya diam. Kalimat lain yang sering ikuti kalimat ini yaitu “Jangan cengeng! ”, “Jangan sedih! ”, “Jangan takut! ”.
Menurut seseorang pakar psikologi anak, Debbie Glasser, kalimat-kalimat itu bakal bikin anak merasa kalau menangis yaitu tindakan yg tak umum. Hingga waktu dewasa kelak, anak-anak akan tumbuh jadi pribadi yang keras dan tidak mudah tersentuh.
4. Jangan Membanding-bandingkan Anak
justify ; " Contoh kalimat-kalimat ini umpamanya “Lihatlah kakakmu, dia dapat mengerjakannya dengan cepat. Kenapa anda tak bisa mengerjakannya juga? ” “Temanmu bisa menggambar dengan bagus, mengapa kamu tak? ” “Dulu saat kecil ibu bisa begini begitu, saat anda tak bisa?! ” Kalimat ini akan bikin anak-anak terasa bingung dan akan tumbuh jadi pribadi yang kurang yakin diri. Bahkan juga seringkali anak akan membenci orang tuanya karena selalu dibanding-bandingkan dengan orang lain.
5. Jangan katakan “Tunggu Ayah Pulang ya! Biarkan kamu dihukum ayah”
Kalimat ini kerap berlangsung waktu anak melakukan kekeliruan sesaat ayahnya ada di kantor. Jadi Ibu dengan mudah biasanya bakal menyampaikan kalimat “Tunggu Ayah Pulang ya! Biarlah anda dihukum ayah”
Hal semacam ini jadi akan jadi memperburuk kondisi karena Ibu jadi menunda untuk menyampaikan kekeliruan anak. Ada kemungkinan bila saat seseorang ibu bercerita kembali kekeliruan yang dikerjakan anak-anak mereka, ibu jadi membesar-besarkan sampai anak-anak terima hukuman yang kira-kira lebih semestinya. Ada kemungkinan juga orangtua jadi lupa kekeliruan anak-anak mereka, hingga kekeliruan yang seharusnya dikoreksi terabaikan.
6. Jangan Sangat mudah serta berlebihan berikan pujian
Memberi pujian terlalu berlebih pada anak tidak selama-lamanya baik. Lantaran hal semacam ini bakal berkesan murah untuk ana. Oleh karenanya bila seorang anak melakukan satu hal yang simpel, tidak perlu memberikan pujian pada dengan “Luar Biasa! Luar Biasa! ” Lantaran anak dengan cara alamiah bakal tahu beberapa hal yang dia lakukan dengan bebrapa biasa saja atau luar biasa. Seumpamanya ia memperoleh hasil bagus di sekolah, pujilah seadanya dengan mengatakan “Alhamdulillaah. Jika kita memberikan pujian pada hasil yang dikerjakan anak serta bukan sikapnya, begitu mungkin anak kita akan fokus pada hasil serta tak perduli dengan sikap/karakter yang baik.
7. Jangan Katakan “Kamu Selalu…” atau “Kamu tak pernah…”
Jangan sampai melemparkan kalimat dengan “Kamu selalu…. ” atau “Kamu tidak pernah…”. Benar-benar, kalimat ini terkadang refleks segera terucap oleh orang-tua, tetapi jauhilah penggunaan kalimat ini.
“Hati-hati, ke-2 kalimat itu ada arti di dalamnya. Didalam pernyataan “Kamu selalu…” dan “Kamu tidak pernah” yakni label yang dapat melekat selama-lamanya di dalam diri anak, ” tutur Jenn Berman PhD, seorang psikoterapis.
Berman mengungkap, ke-2 pernyataan yang kerap dilontarkan oleh orang-tua ini bakal bikin kepribadian anak. Anak-anak bakal jadi seperti apa yang disebutkan pada dianya. Jika orang-tua menyampaikan sang anak selalu lupa menelepon ke rumah bila pulang terlambat, jadi ia bakal jadi anak yg tak pernah menelepon ke rumah.
8. Jangan katakan “Bukan begitu caranya, sini agar ibu saja! ”
Kalimat ini juga kerap disampaikan Ibu saat tak sabar lihat sistem kerja anak. Kalimat ini umumnya terucap waktu anak membantu orangtua tetapi tidak melakukan seperti apa yang dikehendaki Ibu. Dr Berman menyampaikan ini yaitu satu kekeliruan. Kalimat ini membuat anak tidak tahu langkah yang benar dalam menyelesaikan satu hal.
Dipublikasikan oleh googlealami. blogspot. co. id
Dikutip dari berbagai sumbe
Advertisement